Akankah Syi’ah Rafidhah Berbahaya Bagi Bangsa Dan Masyarakat??? ( Sekilas tentang Iran )



Sengaja kami membahas hal ini. Karena kami menemukan perkataan para ulama dan kami dengar secara lisan dari guru kami Syaikh Muhammad Al-Imam hafidzahullah: “Tidaklah Syi’ah Rafidhah berada pada suatu Negara kecuali akan membawa kerusakan dan pertumpahan darah.”
Maka kesempatan kali ini kami akan mencuplikkan apa kelakuan Syi’ah Rafidhah di Yaman. Yang tidak asing lagi bagi para pembaca di tanah air, bahwa mereka berada di Sha’dah dekat Dammaj. Dan mereka dikenal dengan “Al-Khutsy (الخُوْثِي)” atau “Asy-Syabab Al-Mu’min”. Kenapa mereka disebut “Khutsy”? Yaitu penisbatan kepada pemimpin mereka yang bernama Badruddin Al-Khutsy.
Diantara sepak terjang Badruddin Al-Khutsi Ar-Rafidhy ini adalah: Dia berkata: “Kepemimpinan setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم itu untuk ‘Ali, bukan untuk Abu Bakr, atau ‘Umar, atau ‘Utsman.” Maka syi’ah Rafidhah tidak akan menerima kepemimpinan seseorang selain kepemimpinan keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, yang Syiah – Rafidhah menganggap merekalah keturunan Nabi atau ‘Ali. Singkatnya Syi’ah –Rafidhah lah yang pantas memimpin dunia. Akan jelas dengan pembahasan-pembahasan yang akan kami sajikan nanti.
Sehingga Badruddin ini menyemangati anaknya yaitu Husain Badruddin Al-Khutsy untuk membangkang dan memberontak pemerintah Yaman yang sah. Dan Badruddin sendiri telah memimpin satu peperangan pemberontakan menentang pemerintah Yaman pada tahun 2005.
Dia pernah melarikan diri ke Iran pada perang tahun 1994, setelah dia mendukung orang-orang kaomunis untuk memisahkan diri dari Yaman. Kemudian kembali ke Yaman melalui perantara.
Badruddin ini mati penghujung tahun 1431 H sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang khutsy, yang mana pihak yang bertanggung jawab akan kematiannya adalah Al-Qa’idah (Al-Kaeda) yang mengebom Al-Khutsi di daerah Jouf, pada tahu tersebut saat perayaan Hari Ghadir.
Kemudian pemberontakannya dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Husain Badruddin Al-Khutsy.
Dia mengambil ajaran Rafidhah juga di Sha’dah dari bapaknya dengan kenyang, sebagaimana dia kenyang mempelajari ajaran Rafidhah ketika berkunjung ke Iran dank e Hizbullah Lebanon. Yang mana Iran dan Hizbullah Lebanon dalah gembong Syi’ah Rafidhah saat ini.
Husain Al-Khutsy pernah terjun ke dunia politik pada tahun 1993 – 1997, sebagai anggota wakil rakyat di Propinsi Sha’dah.
Husain Al-Khutsy ini tergolong pemrakarsa partai Al-Haq Ar-Rafidhy, hanya saja dia lalu keluar dari partai tersebut, lalu menggunakan waktunya untuk memimpin gerakan Asy-Syabab Al-Mu’min. Mulailah dia menyebarkan prinsip dan keyakinan Rafidhah Iran, melalui berbagai bkesempatan. Inilah hasil dari menggali ilmu di Iran dan Lebanon.
Pada tahun 2004 Husain Al-Khutsy memberontak kepada pemerintah Yaman yang sah, dan mengumumkan pembangkangannya terhadap negara, mengumumkan peperangannya, membuang bendera Negara Yaman di beberapa tempat, lalu menggantinya dengan bendera Hizbullah Lebanon.
Dia mendapatkan dukungan dana dan finansial lainnya (senjata dll) dari berbagai pihak, diantaranya dari Iran.
Setelah itu tidaklah ada suatu negarapun kecuali mengumumkan peperangannya terhadap Al-Khutsy dan sekongkolannya. Berlangsung perang tersebut beberapa bulan dan  berakhir (sementara) perang tersebut dengan matinya Husain Al-khutsy pada tanggal 10/9/2004.
Dan para pengikutnya sampai hari ini berkeyakinan bahwa  Al-Khutsy akan kembali dan mereka tidak mengakui kematiannya.
Lihat kitab “An-Nushrah Al-Yamaniyah (9-10) dan Bawa’iq Rafidhah Al-Yaman (99)” karya Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam.

Sekilas Tentang Iran 
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam (pengasuh Darul Hadits Ma’bar, Yaman) berkata:
Yang paling didengungkan oleh orang yang tertipu dengan ucapannya adalah perkataan: “Iran itu negara yang besar dan kuat. Karena dialah satu-satunya negara islam yang menjaga dan menegakkan islam. Dia berposisi untuk menentang negara Yahudi (Israel) dan menghadapi Amerika serta barat.” Termasuk diantara orang yang tertipu ini adalah Husain Al-Hutsy, dimana dia mengatakan dlam tulisannya “Yaum Al-Quds Al’Alamy”: “Sungguh Iran itu lebih kuat dari Mesir, dan rakyat Iran lebih mampu dari pada rakyat Mesir. Iran lebih baik dari pada Mesir.”
Saya katakan (Syaikh Muhammad): Ucapan Al-Khutsy ini semisal dengan ucapan panutannya dalam kesesatan (yaitu Al-Khumainy), dimana dia berkata: “Sesungguhnya secara lancang aku mengaku, bahwa kondisi yang menjadikan rakyat Iran itu lebih istimewa dalam masa ini, lebih baik dari rakyat Makkah dan Madinah pada masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Sungguh orang-orang pada zaman Nabi itu adalah orang-orang yang tidak mau berjihad, sedangkan rakyat Iran begitu bersegera menjemput kematian dan mempersembahkan pengorbanan mereka yang tinggi.” Dinukil dari buku “Al-Khumainy wa Al-Wajh Al-Akhar” hal. 63.
Saya katakan (admin): Memang Al-Khumainy lancang seperti yang dia ucapkan sendiri. Kalaulah bukan perjuangan para shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم (setelah kehendak Allah تعالى) tidaklah tersisa islam ini, dan tidaklah sampai islam tersebut ke Iran. Sejarah sudah cukup membuktikan bagaimana perjuangan para shahabat melawan kaum musyrikin, melawan Romawi dan melawan Persia (yang notabene di Iran). Dan benarkah Iran dan rakyat Iran seperti yang dia unggul-unggulkan?? Atau sebenarnya Iran dan rakyat Rafidhahnya ini bak perkebunan yang rusak lahan dan tanamannya??? Akah kita simak nanti.!!!
Sungguh suatu penipuan kalau dikatakan bahwa Iran itu menentang negara yahudi (Israel) dan melawan Amerika. Dengan mengatakan “Kebinasaan buat Amerika, kebinasaan buat Israel.” Dan ucapan ini juga didengungkan oleh Al-Khutsy. Padahal kenyataannya Rafidhah Iran bergandengan tangan dengan mesra bersama Amerika membantai kaum muslimin yang teguh dalam agamanya di Iran dan Iraq. Rafidhah Lebanon melalui hizbullahnya membantai kaum muslimin di Lebanon, demikian pula kelakuan Rafidhah di Syuriah, Bahrain, Kuwait dan Sha’dah (Yaman – Al-Khutsy). Tidaklah selamat (atau kaum muslimin akan terancam) dengan keberadaan Rafidhah di tempat mereka.
Rafidhah dengan keyakinan “taqiyah”nya jadi berwajah lebih dari satu, sehingga syi’ah rafidhah ini adalah pintu ynag mengantarkan pada kezindikan dan kemunafikan. Ucapannya begini perbuatannya lain.
Mantan Perdana Menteri Israel Ariel Saroon berkata: “Aku tidak melihat satu haripun dari syi’ah itu permusuhan terhadap Israel.”
Saudara Husai Al-Khutsy yaitu Yahya: “Kami tidaklah bisa untuk memerangi Amerika tidak pula memerangi Israel.”
Muhammad Yahya Salim Azan (salah satu pendiri gerakan Syabab Mukmin berkata: “Sesungguhnya Husain Al-Khutsy ingin merangkul sebanyak mungkin para pemuda. (Maka dia menggunakan slogan: “Kebinasaan bagi Amerika, kebinasaan bagi Israel”). Karena kasus Palestina, Israel dan Amerika adalah perkara yang penting bagi kaum muslimin. Maka dia mengangkatnya sebagai semacam slogan (untuk menarik perhatian).
Dubes Amerika untuk Yaman pernah ditanya tentang slogan tersebut. Maka dia menjawab dengan penuh percaya diri: “Kami tahu bahwa tidaklah setiap orang yang berkata sesuatu itu akan mewujudkannya.”
Dinukil dari buku: “An-Nushrah Al-Yamaniyah” karya Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله dari beberapa tempat.
Kelanjutan terkait apa dan bagaimana kondisi Iran setelah revolusi Khumainy adalah;
Kalau saja kita mau memeriksa kenyataan negara Iran setelah dikuasai oleh syi’ah rafidhah syi’ah khumainiyah, maka sesungguhnya Iran adalah negara yang miskin agama, akhlaq dan ekonomi, serta selainnya.
Dalam hal agama
Kesyirikan, kebid’ahan dan khurafat -terkhusus sikap berlebih-lebihan terhadap sebagian nisan-nisan Khumainy- tersebar di Iran dengan penyebaran yang sangat mengerikan. Dan merupakan perkara yang sudah dikenal oleh orang yang jauh ataupun yang dekat.
Dalam hal ibadah
Seperti shalat, puasa dan misal ibadah yang lain. Dalam hal ini seorang jurnalis Abdul Ilah Syayi’ dalam artikelnya “Iran … Keluar Dari Agama Atau Memperbarui Agama??”, yang disebarkan dalam surat kabar Yaman “An-Nas” edisi 252 tanggal 27/6/2005, dimana jurnalis ditanya oleh pimpinan redaktu surat kabar resmi Iran “Al-Wifaq”: “Menurut anda bagaimana Iran ini?” Abdul Ilah berkata: “Maka saya jawab dengan bercanda padahal aku serius: “Aku dapati Iran ini negara yang tidak ada ajaran islam padanya.” Maka orang tersebut tertawa mendengar jawabanku, merasa aneh, lalu meminta dijelaskan. Maka aku katakan padanya: “Aku di Teheran sudah 2 minggu, dan aku belum sekalipun mendengar adzan, tidak pula di stasiun-stasiun televisi. Lebih dari itu aku sampai sekarang belum mendapatkan kesempatan untuk shalat jum’ah ataupun shalat jama’ah.”
Dalam majalah “Al-Bayan” edisi 264 bulan Agustus 2009 disebutkan: “Yang paling parah, orang-orang Iran melalui lisan Mantan Kepala Departemen Pendidikan dan Budaya untuk Kotamadya Teheran -Muhammad ‘Ali Zaam-, sembilan tahun sebelumnya, bahwa selama dibawah kekuasaan Wilayah Al-Faqih -bentuk kekuasaan dalam keyakinan syi’ah- 80 % (delapan puluh persen) rakyat Iran tidak shalat, tidak beribadah kepada Allah تعالى.” Padahal Iran ingin menyebarkan revolusinya ke semua dunia Islam. Inikah revolusi islam yang diagung-agungkan, hasil seperti inikah yang ditunggu-tunggu??!!
Ahmad Al-Mathary dalam tulisannya “Kasaksianku di Iran” yang disebutkan oleh Syaikh Muqbil رحمه الله dalam kitab “Al-Ilhad Al-Khumainy” hal. 311 menyebutkan: “Aku melihat banyak sekali orang di siang hari bulan Ramadhan mereka tidak berpuasa. Lebih dari satu orang berkata padaku: “Sekitar 95 % (sembilan puluh lima persen) dari rakyat Iran ini tidak puasa. Yang laing bilang 70 %, yang lain bilang 80 %. Inilah negara syi’ah rafidhah. Dan aku memasuki beberapa masjid di bulan Ramadhan, tidak aku temukan kecuali 3 atau 4 orang saja, dan masing-masing shalat sendiri-sendiri. Dan semua masjid seperti ini. Padahal penduduk Teheran saja itu 15-17 juta jiwa. Dan aku tidak temukan satu masjidpun di Teheran yang didirikan shalat jum’ah padanya. Mereka malahan melakukannya di halaman kampus-kampus, dan meninggalkan masjid.”
Inilah syi’ah rafidhah, inilah Iran yang didirikan di atas keyakinan syi’ah. Tidaklah membawa kebaikan untuk masyarakat, justru menjurumuskan mereka kepada sebab-sebab murka Allah تعالى. Hawa nafsu mereka dahulukan, keridhaan Allah تعالى mereka lupakan.
Dinukil dari buku “An-Nushrah Al-Yamaniyah” karya Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله

Keterpurukan Akhlaq dan Moral serta Ekonomi di Iran. Dan juga mengenai kekejaman Revolusi Iran.

Akhlaq Masyarakat Iran Setelah Revolusi
Keterpurukan akhlaq dan moral, serta tersebarnya berbagai perbuatan hina, narkoba, AIDS, dan bunuh diri serta selain itu semua, maka seperti yang dituliskan oleh Abdul Ilah Sayi’ dalam tulisannya:
“Perhitungan yang dihasilkan dari jalan-jalan Iran menguatkan adanya perubahan yang nyata yang terjadi pada generasi Iran, yang dilahirkan setelah revolusi. Pemandangan yang aku saksikan di Teheran dan beberapa kota yang aku datangi, menguatkan apa yang ditulis oleh jurnalis Amerika -Thomas Friedman- tentang Iran ketika dia berkunjung ke sana dalam surat kabar News Week: “Sesungguhnya di Teheran ditemukan memiliki 85 ribu pelacur dan 250 tempat prostitusi, sebagiannya terkait langsung dengan para pejabat tinggi. Dan setiap harinya ada 60 remaja putri yang minggat dari rumahnya di desa datang ke Teheran. Dan seorang reporter BBC mengatakan: “Sesungguhnya Iran tergolong negara yang paling banyak penyebaran narkobanya. Dan keterjangkitan AIDS bertambah tiap tahunnya.”
Disebutkan dalam majalah “Al-Bayan” edisi 264 bulang Agustus 2009 hal. 43: “Di Iran ditemukan ada setengah juta pelacur.” Dan majalah tersebut menyebutkan laporan yang dikeluarkan oleh PBB tahun 2005 terkait narkoba, berupa pecandu opium di dunia, dan di Iran sendiri menduduki peringkat tertinggi dari pecandu opium, yaitu pecandunya mencapai 30 % dari jumlah penduduk.
Mereka ini mau merevolusi dunia islam atau pemabuk??!!
Penulis buku “Iran Negara Tidak Terwujud Islamnya” di bawah sub judul “Pelacuran Memaksakan Penghalalan Nikah Mut’ah”: “Masalah Nikah Mut’ah merupakan problem yang terkenal lebih jelas dari api di Iran setelah revolusi. Mereka berusaha menyebarkan nikah mut’ah ini di setiap tempat, sampaipun di sekolahan. Awalnya masalah rumah prostitusi dan penjual ‘tubuh’ ini masalah yang tertutup / rahasia, tidak nampak di hadapan media massa. Lalu ada orang yang djuluki ‘Laba-laba’ melakukan penguntitan proses pelacuran ini di salah satu tempat suci mereka ‘Masyhad’. Setelah itu media massa mulai konsen ke masalah ini untuk menyingkap tirai, maka tersingkaplah. Dan jatuhlah slogan akan keberhasilah revolusi Iran secara akhlaq.”

Tindakan Bunuh Diri
Dalam surat kabar “An-Nas” edisi 438 tanggal 16/03/2009 dan surat kabar “Al-Hayah” edisi 15159 tanggal 28/09/2004 oleh seorang syi’ah warga Iran menyebutkan: “Tingkat perbuatan bunuh diri di Iran mencapai 25-30 orang per 100.000 orangnya. Ini memang tergolong rendah dari bilangan seluruh dunia. Namun lebih tinggi dari Amerika (11 orang per 100.000nya) dan Jepang (17 orang per 100.000nya).”

Kerusakan Ekonomi
Abdul Ilah berkata tentang ekonomi Iran: “Keluarga miskin di Iran mencapai 49 % dari jumlah penduduk, padahal Iran negara yang kaya minyak.”
Dalam surat kabar “An-Nas” edisi 436 tanggal 2/3/2009 disebutkan: “Dahulu sebelum revolusi 1 dolar = 70 riyal Iran, atau 100 dolar = 7.000 riyal Iran. Kemudian setelah revolusi, radio Iran mengumumkan bahwa 1 dolar = 7.970 riyal Iran, atau 100 dolar = 797.000 riyal Iran. Dan terus-menerus riyal Iran terpuruk sampai mencapai 1 dolar = 9.400 Riyal Iran, atau 100 dolar = 940.000 riyal Iran. Dan akhir-akhir ini 100 dolarnya semisal dengan 1 juta riyal Iran.
Betapa revolusi-reformasi dan penggulingan pemerintah mengancam dan menimbulkan berbagai kerusakan, diantaranya kerusakan ekonomi, kenyataan menjadi saksi akan hal ini.
Dalam majalah “Al-Bayan” edisi 264 disebutkan: “Sepertiga masyarakt Iran hidup di bawah garis kemiskinan, dan sejumlah itulah angka penganggurannya. Sebanyak 170.000 orang terdorong untuk pindah setiap tahunnya ke Eropa, Amerika Selatan, Australia, dan New Zeland. Sampai-sampai jumlah dokter berdarah Iran di Kanada lebih banyak dari jumlah dokter Iran di Iran sendiri.”


Kekejaman Revolusi Iran
Doktor Musa Al-Musawy -teman dari Khumainy- menyebutkan dalam bukunya “Revolusi Yang Mnyengsarakan” hal. 44-45: “Telah dilontarkan pertanyaan kepada Khumainy ketika ceramah di radio pertanyaan berikut: “Apakah kejeniusan yang ingin anda tuangkan kepada dunia??”
Lalu Doktor Musa menyebutkan sebagai jawabannya:
  • Kekacauan, kerusakan negara yang menyeluruh dalam segala bidang.
  • Menghukum mati para remaja putra dan putri yang belum mencapai baligh.
  • Menghukum mati para orang tua yang berusia lebih dari 80 tahun.
  • Membunuh wanita hamil.
  • Menimbulkan perang saudara.
  • Membunuh ribuan warga dari kaum yang berbeda (bukan syi’ah).
  • Keterpurukan ekonomi pada setiap jenjang kehidupan.
  • Pendirian mahkamah revolusi yang menghukum mati 100 orang dalam 100 menit.
  • Pendirian 5 jenis penjara, 5 jenih mahkamah, 5 jenis kesatuan operasi.
  • 30 ribu penjara politik.
  • 4 juta orang diberhentikan dari tugas dan pekerjaan.
  • 3 juta korban peperangan.
  • Pembengkakan 400 % dalam dua tahun.
  • Penutupan kampus-kampus selama waktu tidak terbatas.
  • Terperosoknya mata uang 500% lebih rendah.
Kemudian aku (Doktor Musa) katakan: “Aku tidak yakin ada satu kuburanpun yang akan menerima ajakan revolusimu (wahai khumainy). Revolusimu itu dianggap bejat bagi orang mati, bagaimana lagi bagi orang hidup.”
Akankah tenang seseorang yang berdampingan dengan orang yang mengadopsi pemikiran khumainy ini.
Contohnya: Kelompok pimpinan Husai Al-Hutsy di Sha’dah, Yaman. Berapa kali membuat onar dan memerangi pemerintah serta warga sipil yang bukan syi’ah??!!
Contohnya: Kelompok Hizbullah pimpinan Hasan Nashrullah di Lebanon. Berapa kali membuat onar dan membunuh warga sipil yang bukan syi’ah??!!
Contohnya kaum syi’ah di Syiria yang baru-baru ini bentrok dengan pemerintah, dan membuat onar. Awalnya sedikit lama-lama banyak dan membuat sakit.
Sejarah syi’ah dari awalnya yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ yahudi sampai sekarang diwarisi khumany, hutsy dan hizbullah selalu berlumuran darah kaum muslimin.
Ya Allah berilah perlindungan dan penjagaan pada hamba-hamba-Mu yang teguh di atas jalan-Mu.
Sumber: http://thalibmakbar.wordpress.com/akankah-syiah-rafidhah-berbahaya-bagi-bangsa-dan-masyarakat/


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.