Dari HP Turun ke Hati


Al-Ustadz Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc hafidzahullah



Hand Phone (HP) merupakan teknologi zaman modern yang memancing perhatian dan kekaguman banyak kalangan. Betapa tidak, dengan kecanggihan HP saat ini kita bisa melakukan apa saja. Mulai dari memotret, merekam gambar video, internet, mendengar radio/ mp3, game, nonton TV, melihat peta, video call, bahkan membayar rekening listrik dan transfer uang bisa dilakukan lewat HP. Maha suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu untuk kita.
Namun celakanya, HP mulai disalahgunakan. Seharusnya HP digunakan dalam rangka taat kepada Allah, justru digunakan untuk mendurhakai-Nya. Mulai dari tingkat kedurhakaan yang paling besar -yaitu kesyirikan- sampai kemaksiatan yang lebih kecil dari itu. Lihatlah hari ini! Para dukun dan tukang ramal mulai merambah ke dunia maya. Mereka kini sudah mulai berganti haluan. Saban hari bila tukang ramal atau dukun akan beraksi, maka mereka menggunakan kemenyan, kini sudah berganti ke HP. Tinggal kirim SMS kepada sang dukun, maka jodoh, rejeki, dan masa depan sudah terketik di HP-mu. Padahal itu semua adalah rahasian Ilahi yang tak seorang pun tahu. Demikianlah…sekali dukun tetap dukun; mereka menipu manusia dan menjual agamanya dengan harga yang sedikit. Senjata mereka dari dahulu sampai sekarang tetap sama untuk mengelabui manusia. “Kita hanya berusaha, yang menentukan hanyalah Yang Maha Kuasa…” ujar mereka. Tapi kenapa kalian merampas hak Allah dalam menentukan nasib dan urusan manusia? Padahal itu hanya mampu dilakukan oleh Allah. Para dukun ini lancang lagi pendusta.
Di sana pula ada kedurhakaan yang dilakukan lewat HP. Sebagian wanita telah berani berbicara mesra via HP dan SMS dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Mereka meremehkan maksiat yang mengubur rasa malu dan rasa cemburu. Mereka menempuh jalan ini untuk menyebarkan kekejian. Jalan yang diperindah oleh setan, tetapi diancam oleh Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana. Mulanya dari telepon, berbicara biasa saja, lalu kata-kata jorok. Kemudian berakhir dengan menodai kehormatan keluarga, mencoreng muka dan menyengsarakan jiwa segenap keluarga.
Dengan adat jelek seperti ini, ia telah mendurhakai agama dan keluarganya yang terhormat. Mengapa dia cepat-cepat ingin menikmati kelezatan yang diharamkan? Seandainya dia mau bersabar, tentu ia akan memperolehnya setelah pernikahan, di bawah ikatan syar’i yang bersih dan suci. Sungguh dia telah melemparkan dirinya sendiri ke jalan yang penuh keraguan dan syahwat saat ia meremehkan perintah-perintah Allah dan menganggap enteng kemaksiatan. Ketahuilah, orang yang berbuat kemaksiatan kepada Allah tidak akan tenang hidupnya, dan hatinya akan sempit. [Lihat Fathul Qodir (3/560)]
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya kehipan yang sempit…” (QS. Toha: 124)
Apa yang menyebabkanmu berani bercakap-cakap dengan pemuda tersebut lewat HP? Padahal perkara itu tidak diperbolehkan dan tak dibenarkan dalam agamamu?!. Itu hanyalah percakapan untuk sekedar bersenang-senang dan memuaskan syahwat. Percakapan itu sudah cukup untuk menyalakan api fitnah dan menggelorakan syahwat dalam hati. Percakapan itu cukup memperdayakan keduanya dengan berbagai macam maksiat yang akan menambah keduanya jauh dari Allah dan ridho-Nya. Percakapan itu mengundang kekejian yang membuat Allah Yang Maha Pengasih menjadi murka. Dia telah melupan firman Tuhannya,
“Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS. Al-Ahzab: 32)
Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata menafsirkan ayat ini, “Maknanya hal ini, seorang wanita berbicara (di balik tirai dan penghalang, -pent) dengan orang lain dengan ucapan yang di dalamnya tak terdapat kemerduan suara, yakni seorang wanita tidak berbicara dengan orang lain sebagaimana ia berbicara dengan suaminya (dengan penuh kelembutan)”. [Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Karim (3/636)]
Jadi, seorang lelaki atau wanita terlarang untuk saling menggoda, merayu, dan bercumbu dengan ucapan-ucapan yang membuat salah satu lawan jenis tergoda, dan terbuai sehingga pada gilirannya membuka jalan menuju zina, baik itu zina kecil (seperti memandang, saling memikirkan, dan lainnya), maupun zina besar !! Olehnya, kami nasihatkan agar para wanita jangan berani berbicara dengan kaum lelaki, kecuali ada hajat yang mendesak, dan berbicara dengan biasa-biasa saja, tanpa suara merdu atau kata-kata yang tak layak.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ
“Kedua telinga zinanya adalah mendengar, dan lidah (lisan) zinanya adalah berbicara”. [HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]
Wahai lelaki dan wanita yang tertipu oleh setan, kalian telah berusaha keras dan mengorbankan waktumu untuk menikmati pembicaraan dengan sang kekasih, lalu berkhalwat (berduaan) dengannya dalam suasana yang penuh bahaya, karena setan akan membisiki kalian tentang angan-angan pembakar syahwat. Itu memang suatu kenikmatan, tetapi hanya kenikmatan sesaat yang selanjutnya berakhir dengan penyesalan. Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
وَلاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ ؛ فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang perempuan, karena pihak ketiganya adalah setan”.[HR. Ahmad dalam Al-Musnad (177). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shahihah (430)].
Keindahan dan keceriaan saat berduaan adalah ibarat racun berbalut madu. Sebuah keindahan dan keceriaan yang akan menjerumuskan engkau ke dalam jurang kehinaan dan kenistaan.  Sungguh telah hilang muraqabatullah (penjagaan diri karena merasa selalu diawasi oleh Allah) saat engkau menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap sudut kamar, lalu kamu kunci semua pintu dan jendela. Selanjutnya engkau melakukan percakapan dengannya. Apakah engkau mengira bahwa Allah tidak mengetahui, dan melihatmu? Demi Allah, tidaklah demikian!! Allah melihatmu dan melihatnya, bahkan mendengarkan apa yang kalian ucapkan.
Waspadalah dalam setiap detik nafasmu. Katahuilah, berbuat maksiat akan mengakibatkan kita melihat maksiat itu menjadi sesuatu yang baik dan tidak akan melihat keburukannya, sebab telah menjadi kebiasaan dirinya. Bila seseorang melakukan maksiat berulang kali, tanpa jera dan taubat, maka akan mengakibatkan matinya hati. Allah -Ta’ala- berfirman,
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”.(QS. Al-Muthaffifin: 14).
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكْتَتْ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةً سَوْدَاءَ, فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ
“Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan suatu dosa, maka dosa itu menjadi titik hitam di dalam hatinya. Jika dia bertaubat dan mencabut serta berpaling (dari perbuatannya) maka mengkilaplah hatinya. Jika ia mengulanginya, maka titik hitam itupun bertambah hingga memenuhi hatinya.” [HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (3334), dan Ibnu Majah Sunan-nya (4244). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (1620)]
Wahai saudaraku, sampai kapankah engkau mau terus berada dalam kubangan kemaksiatan? Berlumuran dengan dosa, mendurhakai Rabb yang telah menciptakanmu dan memberi segala apa yang engkau butuhkan di dalam kehidupan ini.
Apakah engkau tidak berpikir? Allah -Azza wa Jalla- telah memberikan kepadamu kesehatan, harta benda, anak-anak dan segala kebutuhan yang lainnya, lalu engkau menggunakannya untuk durhaka dan bermaksiat kepadanya?
Al-Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauziy -rahimahullah- berkata, “Seyogyanya bagi setiap orang yang memiliki hati, dan pikiran agar khawatir terhadap akibat maksiat, karena tidak ada hubungan kerabat, dan silaturrahni antara seorang anak Adam dengan Allah. Allah hanyalah Penegak dan Pemutus keadilan… Jika hendak menyiksa seseorang, maka Allah akan menyiksanya, dengan siksaan yang masih dianggap ringan. Maka takut dan khawatirlah kalianSunnguh aku telah menyaksikan beberapa kaum dari kalangan orang-orang yang hidup mewah bergelimang dalam kezhaliman dan maksiat, yang tersembunyi maupun yang nampak.… Takutlah kepada Allah, senantiasalah kalian merasa diawasi oleh Allah”. [Lihat Shoid Al-Khothir (hal. 195-196)]
Orang yang terbiasa dengan maksiat menjadi tak tahu kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran, karena hati telah tertutup oleh noda-noda maksiat.
Saudariku, janganlah engkau tertipu dengan bujuk rayu setan manusia dan jin. Sebab setan mengetahui bahwa kalian adalah makhluk yang kurang akal dan iman. Janganlah terpedaya, walaupun ia berdalih hanya untuk meminta nasihat kepadamu atau memberi nasihat kepadamu. Apakah engkau mengira bahwa nasihat yang terjadi antara seorang pemuda dengan seorang gadis melalui telpon akan bermanfaat?! Tidak, sama sekali tidak!! Sedikit demi sedikit “nasihat” itu akan berubah kepada sesuatu yang lain, karena kata orang, “Ada udang di balik batu”. Berubah menjadi suatu kecondongan hati lalu  kepada ketergantungan, selanjutnya pertemuan dan akhirnya akan terjadi sesuatu yang akibatnya tak terpuji. Jika nasihatmu itu benar-benar bermanfaat untuknya, tentu ia tidak lagi menghubungimu lewat telepon dan ia akan takut kepada Allah. Tetapi itu adalah langkah pertama setan yang diprogramkan untukmu; selanjutnya beralih kepada yang lebih jauh dari itu.
Maafkanlah kami, jika dalam beberapa ungkapan yang kami lontarkan ini cukup keras, apa adanya dan menyakitkan. Tetapi percayalah, ini demi kebaikan kita semua. Terkadang ungkapan-ungkapan seperti itu, dalam kesempatan-kesempatan tertentu diperlukan. Siapa tahu, ia bisa membangunkan hati yang sedang tertidur dan menggerakkan hati yang sedang lengah. Nasihat itu ibarat obat yang pahit, tapi besar manfaatnya.
Kami nasihatkan –khususnya, pemuda & pemudi- agar tidak meremehkan masalah ini. Sebab hal ini akan merusak agamamu dan mencelakakan dirimu. Allah -Ta’ala-  berfirman,
“Tetapi kamu mencelakakan diri kamu sendiri dan menunggu (kehancuran) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong”. (QS. Al-Hadid: 14)
Anda sekarang berada di masa muda, “masa penuh bunga”, kata orang. Berikanlah masa mudamu untuk Allah dan jangan engkau berikan masa mudamu untuk setan. Demi Allah, engkau akan ditanya tentangnya. Kedua telapak kakimu tidak akan bergeser pada hari kiamat, sebelum engkau menjawab lima hal, di antaranya masa muda.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-  bersabda,
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْئَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ, وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ, وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ, وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tak akan bergeser kaki anak cucu Adam pada hari kiamat dari sisi Robb-nya sampai ia ditanyai tentang lima perkara: tentang umurnya, dimana ia habiskan; tentang masa mudanya, dimana ia gunakan; tentang hartanya, dari mana ia dapatkan, dan dimana ia infaqkan; apa yang ia amalkan sebagaimana yang ia ketahui”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2416). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (946)]
Karena itu, mamfaatkanlah masa mudamu di atas ketaatan dan ibadah kepada Allah -Ta’ala- sehingga engkau medapatkan lindungan Allah di Padang Mahsyar sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ: الإِمَامُ الْعَادِلُ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ رَبِّهِ
“Ada tujuh golongan yang akan dilindungi oleh Allah dalam naungan-Nya: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Rabb-Nya…”. [HR. Al-Bukhoriy (639) dan Muslim (1031)]
Karena itu, hendaklah engkau bersungguh-sungguh dan bersabar. Tinggalkanlah hawa nafsu karena Allah sehingga engkau mendapat hidayah. Dengan pertolongan Allah, akan terbit fajar keimanan dan kegelapan-kegelapan maksiat akan sirna. Ingatlah selalu firman Allah,
“Dan orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar kami akan menunjukkan jalan Kami”. (QS. Al-Ankabut: 69)
Ketahuilah jika engkau sungguh-sungguh bertaubat, Allah benar-benar tidak akan mengecewakanmu, sebab Dia Maha Pengasih lagi Maha Pengampun. Allah akan menutupi aib masa lalumu. Dengan izin Allah, setan tidak akan bisa menguasaimu.
“Siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dengan keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. (QS. An-Nahl: 97)
Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel.  Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201).

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.