“Rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”


Al-Ustadz  Jafar Shalih hafidzahullah
taubat


Betapa luas kasih sayang Allah Ta’ala kepada alam semesta. Begitu luas seluas ilmu-Nya yang melebihi batas cakrawala alam fikir seorang hamba. 

Adakah satu molekul/partikel di jagad semesta yang luput dari pengetahuan-Nya (ilmu)? Bukankah Allah mengetahui sampai helai daun yang jatuh dimana dia jatuh dan kapan jatuhnya?! Bahkan biji/benih yang berada diantara lapisan-lapisan bumi paling dalam sekalipun Allah mengetahuinya. “…dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Qs. Al An’am: 59 

Adakah satu ruang baik di alam atas maupun di alam bawah yang berada diluar pengetahuan-Nya? Dalam satu sabdanya yang memperingatkan dari perbuatan mencari-cari aib orang, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “…barangsiapa mencari-cari aib saudaranya Allah “cari-cari” aibnya. Dan barangsiapa Allah “cari-cari” aibnya, Dia akan bongkar meski aib itu disudut rumahnya.” Dan tidak sampai disitu, bahkan Allah tahu apa yang kita sembunyikan di dalam dada. “Allah mengetahui khianatnya mata dan apa-apa yang kamu sembunyikan di dalam dada” 

Tapi kengerian yang acap kali timbul dari ke Maha Mengetahui-nya Allah ini pada hakikatnya adalah rahmat. 

Rahmat atau kasih sayang Allah yang meliputi alam ciptaan-Nya adalah efek/atsar dari nama Allah Yang Maha Rahman / Ar-Rahman. “Maka perhatikanlah kepada tanda-tanda (efek/atsar) rahmat Allah, bagaimana Dia menghidupkan bumi setelah sebelumnya gersang. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat bukti bahwa Dia (Allah) Yang Menghidupkan (membangkitkan) orang-orang yang sudah mati, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” Qs. Rum: 50. 

Ar-Rahman bagi Allah sebagai nama sekaligus sifat, dia ‘alamiyah (predikat) sekaligus washfiyah (sifat). Rahmat yang terkandung pada nama ini adalah rahmat yang sempurna, luas seluas ilmu Allah Ta'aala. 

Pada doa para malaikat untuk orang-orang beriman, malaikat-malaikat itu berkata, “Wahai Rab kami rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu…” Qs. Ghafir: 7 Disandingkannya kata "rahmat" dengan "ilmu" disini menunjukkan bahwa ilmu dan rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Dan hal apa pun yang dicapai/diliput oleh ilmu (pengetahuan) Allah, sesungguhnya rahmat dan kasih sayang Allah pun sampai kesana (meliputinya). 

Maka sebagaimana Allah mengetahui pelaku maksiat, orang kafir, orang yang melanggar aturan dan batasan-batasan dan seterusnya dari para “pembangkang agama”, sesungguhnya rahmat Allah juga sampai kepada mereka. 

Bukankah Allah terus memberikan kepada mereka kehidupan dan segala macam support untuk mereka bertahan hidup?! Allah beri kepada mereka tempat tinggal untuk berteduh dikala panas maupun hujan, pakaian yang melindunginya dari panas maupun dingin, makanan dan minuman yang menutupi rasa lapar dan dahaga, sampai pasangan hidup, anak, bahkan banyak dari mereka juga mendapatkan kehidupan yang layak. 

Akan tapi rahmat Allah bagi orang beriman tentunya jauh lebih besar. Apabila orang kafir mendapatkan rahmat, rahmat yang mereka dapatkan hanyalah sebatas rahmat terkait dengan jasad dan jasmani mereka, bukan rahmat yang ideal dan sempurna. Karena disisi rahmat jasadiyah dan jasmaniyah, orang yang beriman juga mendapatkan rahmat lainnya yaitu berupa taufiq, hidayah dan keimanan atau rahmat diniyah imaniyah. 

Rahmat berupa tarbiyah ruhiyah/diniyah imaniyah yang Allah berikan kepada si mu’min berupa perlindungan baginya dari hal-hal yang berakibat kepada kemerosotan iman atau lenyapnya iman. Seorang mukmin dengan rahmat Allah mewaspadai setiap faktor baik internal maupun luar yang membahayakan keimanannya. Sehingga dia tidak mendengar dengan telinganya selain yang mengundang keridha’an Rabnya, dia tidak melihat dengan matanya apa-apa yang akan mendatangkan kemurkaan-Nya. Begitulah Allah berkata pada salah satu hadits qudsi “Apabila aku telah cinta kepada hamba-Ku, Akulah pendengarannya yang dengannya dia mendengar dan Akulah pengelihatannya yang dengannya dia melihat…” Rahmat yang khas / khusus yang hanya dimiliki oleh mereka yang beriman, rahmat yang menata dengan begitu apik kehidupan si mu’min. Dikala ia mendapat nikmat dia bersyukur dan kapan ia diuji dengan suatu cobaan dia bersabar, sehingga pantaslah baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berujar, “Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman!” 

Maka apakah maksiatmu atau kelalaianmu wahai hamba, kendati Allah Maha Mengetahuinya, sadarilah rahmat Allah tidak pernah luput darimu. “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”. Lalu bagaimana jadinya jika engkau justru termasuk orang yang taat? “…dan apabila dia memohon perlindungan kepada Aku, Aku lindungi. Dan apabila dia meminta (sesuatu) kepada Aku, Aku beri.” 

Wallahu’alam 

Sumber:http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?no=359

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.