Fawaid Ilmu


Al-Ustadz Abu Unaissah Jabir bin Tunari  hafidzahullah

Hakekat Ilmu
قال شيخ الإسلام ابن القيِّم رحمه الله :
العلم قال الله قال رســــوله *** قال الصحابة هم أولوا العرفــــان
مـا العلم نصبك للخلاف سفاهة *** بين الرســول وبين رأي الفـــلان
Berkata Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim :
“ ilmu adalah firman Alloh dan sabda RasulNya
pendapat para sahabat, mereka adalah para pemilik ma’rifah
ilmu bukanlah engkau memancangkan pertentangan
antara sabda Rasul dan antara akal seseorang ”.
Penjelasan al ‘Allamah Sholih al Fauzan : “ tatkala penulis telah memaparkan dalam pasal – pasal sebelumnya apa yang terjadi antara ahlus sunnah dengan lawan mereka berupa pertempuran dan jihad dengan lisan yaitu dengan memancangkan hujjah, penjelasan dan bukti – bukti yang terang, maka beliau menginginkan dalam pasal ini untuk menjelaskan hakekat ilmu yang wajib dipelajari dan dipakai untuk membantah lawan, sebab setiap orang mendakwakan bahwa dirinya diatas ilmu, maka apakah itu pemutus perkara dalam hal ini ?. Ilmu adalah apa yang tertuang dalam al Qur-an dan as Sunnah serta pendapat para sahabat. Sebab para sahabat adalah para murid Rasululloh, mereka adalah generasi terbaik dan pemahaman mereka lebih dekat kepada al Qur-an dan as Sunnah, jadi mereka adalah pemilik pemahaman dan fikih. Tiga perkara ini merupakan sumber rujukan yaitu al Kitab, as Sunnah dan pendapat para sahabat, adapun selain sahabat maka pendapatnya tidak bisa diterima kecuali jika mencocoki dengan al Kitab, as Sunnah atau pendapat sahabat ”.

Kemudian beliau menjelaskan I’rob bait kedua dan menjelaskan : “ penulis ingin menjelaskan bahwa hakekat ilmu bukanlah engkau memancangkan pertentangan yaitu engkau posisikan akal seseorang berhadapan dengan ucapan Rasululloh, tidak ada pendapat yang sepadan dengan ucapan Rasululloh. Karena sebab ini maka berkata Ibnu Abbas tatkala orang – orang membantah beliau dalam masalah pengubahan haji menjadi umroh dengan perkataan Abu Bakr dan Umar : “ aku katakan kepada kalian berkata Rasululloh kemudian kalian membantahnya dengan berkata Abu Bakr dan Umar ? benar – benar aku khawatir dalam waktu dekat akan diturunkan hujan batu kepada kalian dari langit !” . Hal ini merupakan perkara yang telah disepakati oleh ulama, berkata asy Syafi’iy : “ kaum muslimin telah bersepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya sunnah Rasululloh maka haram baginya untuk meninggalkannya sebab pendapat seseorang ”. selesai dari ta’liq mukhtashor ‘alal kafiyah asy syafiyah karya al ‘Allamah Sholih al Fauzan [ hal. 853 ].



Mendeteksi Ilmu Yang Bermanfaat

قال العلاَّمة عبد الرحمن الســعدي رحمه الله :
_ اعلم هديت أن أفضل المنن *** علم يزيل الشك عنك والدرن
_ ويكشف الحق لذي القلوب *** ويوصل العبد الى المطلــوب

Berkata al ‘Allamah Abdurrohman as Sa’diy :
“ ketahuilah _ semoga engkau diberi hidayah _ bahwa karunia termulia
adalah ilmu yang menghilangkan keraguan dari dirimu juga kotoran
dan yang menyingkap kebenaran bagi pemilik hati
serta mengantarkan sang hamba menuju cita ” .
Penjelasan al ‘Allamah as Sa’diy : Bahwa karunia Alloh terhadap para hambaNya adalah berlimpah namun karuniaNya yang paling afdhol atas hambaNya adalah ilmu yang bermanfaat . Patokan _untuk mengenali_ ilmu yang bermanfaat adalah apa yang telah aku sebutkan dalam nadzom diatas yaitu ilmu yang mengikis dari hati sang hamba dua penyakit yaitu : syubuhat dan syahawat .
syubuhat adalah penyakit yang mewariskan keragu – raguan[1] sedang syahawat adalah penyakit yang mewariskan kotor dan kerasnya hati serta menumbuhkan kemalasan badan untuk menjalani berbagai ketaatan kepada Alloh.
Maka tanda ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mengikis dan menghilangkan dua penyakit yang akut ini serta memberikan bagi sang hamba dua lawan dari dua penyakit tersebut yaitu :
Yaqin yang merupakan lawan dari keragu – raguan dan kedua adalah iman yang sempurna yang menjadi pengantar bagi sang hamba menggapai cita, iman yang membuahkan berbagai bentuk amal shaleh, iman yang merupakan lawan dari syahawat.
Setiap kali seseorang bertambah bagian dari ilmu yang bermanfaat niscaya ia akan menerima kesempurnaan yaqin dan kesempurnaan kehendak yang kebahagiaan seseorang hanya akan diraih melalui berkumpulnya dua perkara[2] ini dalam dirinya, dengan keduanya pula dicapai derajat imam_teladan_ dalam dien ini. Alloh berfirman akan hal ini :
{ وجعلنا منهم أئمة يهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا بئاياتنا يوقنـــون } السجدة : 24

Artinya : { dan telah Kami jadikan sebagian mereka sebagai para imam yang membimbing dengan berdasar perintah Kami yaitu tatkala mereka bersabar dan mereka yakin terhadap ayat – ayat Kami } QS. As Sajdah : 24 _selesai. Sebagian dari Risalah fil Qowa’id al Fiqhiyyah karya al ‘Allamah Abdurrahman as Sa’diy [ hal. 182 – 183 cet. Darul Mughni, KSA th. 2007 ] .



[1] yaitu keragu – raguan akan kebenaran apa yang dibawa oleh nabi kita Muhammad. Alloh berfirman :
{ ويرى الذين أوتوا العلم الذي أنزل إليك من ربك الحق ويهدي الى صراط العزيز الحميد }
Artinya : { dan orang – orang yang diberi ilmu mereka melihat dengan pandangan yakin bahwa apa yang diturunkan kepadamu wahai Muhammad rasulloh adalah kebenaran serta akan membimbing menuju jalanNya Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji } .
Sedangkan kotoran hati yang diwariskan oleh syahawat adalah dampak dari kemaksiatan kepada Alloh, Alloh berfirman :
{ كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون }
Artinya : { sekali – kali tidak demikian namun tiada lain adalah kotoran yang ada dalam hati mereka sebab perbuatan mereka } berkata al Hafidz Ibnu Katsir : “ tiada lain yang menghalangi hati mereka untuk beriman adalah kotoran yang melekat dalam hati mereka sebab banyaknya dosa dan kemaksiatan ” [ tafsir al Quran al ‘Adzim 5 / 820 ] . Rasululloh bersabda :
(( إن المؤمن إذا أذنب ذنبا كانت نكتة سوداء في قلبه فإن تاب ونزع واستغفر صقل قلبه فإن زاد زادت حتى تعلو قلبه فذاك الرين الذي ذكر الله في القرآن { كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون } )) رواه أحمد ( 2297 ) والترمذي ( 3334 ) وغيرهما عن أبي هريرة رضي الله عنه وقال الترمذي : حديث حسن صحيح .
Artinya : (( sesungguhnya seorang mukmin jika ia berbuat dosa niscaya adalah kotoran hitam dalam hatinya maka jika ia bertaubat darinya, meninggalkan dosanya dan beristighfar berarti hatinya akan tersapu namun jika bertambah perbuatan dosanya maka kotoranpun kian bertambah hingga menyelimuti hatinya. Itulah kotoran yang disebut oleh Alloh dalam al Qur-an { sekali – kali tidaklah demikian namun ia adalah kotoran yang melekat dalam hati sebab perbuatan mereka } )) HSR. Ahmad, Tirmidzi dll dari sahabat Abu Hurairoh_pent .
[2] yaitu kesempurnaan yakin dan kesempurnaan kehendak _pent.


Macam Ilmu

قال شيخ الإسلام ابن القيم رحمه الله :
_ والعلم أقســام ثلاث مــا لها *** من رابع والحق ذو التبيـان
_ علم بأوصــاف الإلـه وفعلـه *** وكذلك الأسماء للرحمــن
_ والأمر والنهي الذي هو ديــنه *** وجزاؤه يوم المعـاد الثـاني
_ والكلّ في القرآن والسنـن الـتي *** جائت عن المبعوث بالفرقان

Berkata Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim :
“ dan ilmu ada tiga macam ia tidak memiliki
Macam keempat sedang kebenaran adalah pemilik penjelasan,
Adalah ilmu akan sifat – sifat dan perbuatan ilahi
Dan demikian pula ilmu akan nama – nama Ar Rohman,
Dan ilmu akan perintah dan larangan yang dia adalah agama ilahi
Serta ilmu akan balasanNya dihari kebangkitan,
Seluruhnya itu dalam al Qur-an dan Sunnah - sunnah Nabi
Yang datang dari yang diutus membawa al Furqon ”.

Penjelasan al ‘Allamah Sholih al Fauzan :
“ Adapun ilmu maka ia ada tiga macam : pertama adalah ilmu tauhid yang diisyaratkan oleh penulis dengan ucapannya :
_ علم بأوصاف الإلـه وفعله *** وكذلك الأسماء للرحمـــن
Inilah yang merupakan pokok dan ia adalah yang terpenting yang untuk tujuan ini Alloh mengutus para rasulNya dan menurunkan kitab – kitabNya.
Kedua, ilmu akan perintah – perintah dan larangan – larangan Alloh, ilmu akan halal dan haram serta hokum – hokum dalam berbagai mu’amalah dan akhlak serta dalam berbagai urusan.
Ketiga, ilmu akan hari akhir yaitu hari kiamat berikut segala kejadian sesudahnya semisal penghitungan amal, timbangan, pembagian lembaran catatan amal, shirot dan surga serta neraka.


Ketiga macam ilmu ini seluruhnya datang dalam al Kitab dan as Sunnah, pembatasan klasifikasi ilmu pada tiga macam ini meliput segala ilmu dimana tidak ada lagi bentuk ilmu yang keempat . selesai dari ta’liq mukhtashor ‘alal kafiyah asy syafiyah karya al ‘Allamah Sholih al Fauzan [ hal. 1011 – 1012 ]_.


Sumber: http://manarussunnah.blogspot.com/search?updated-max=2011-02-27

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.